Februari 10, 2009

TIDAK ADA KATA TUA UNTUK MENCARI ILMU

Uthlubil’ilma minal mahdi ilal lahdi(al hadits) yang artinya ‘’tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat’’hadits diatas menyuruh manusia untuk selalu mencari ilmu karena ilmu adalah modal untuk menggapai kehidupan yang bermartabat dunia dan akherat.

Rasulullah SAW bersabda man arooda dun ya fa’ alaihi bil’lmi waman aroodalaakhiroh fa’ alaihi bil’ilmi wa man aroodahuma fa’ alaihi bil’ilmi(al hadits) yang artinya ‘’ barang siapa yang ingin mendapatkan dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang ingin mendapatkan akhirat maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang ingin mendapatkan keduanya maka harus dengan ilmu’’ bahkan iman syafiipun ketika di tanya ‘’wahai imam syafi’i jika seandainya esok hari kamu tiba ajalmu maka apa yang kamu lakukan ?’’ia menjawab:’’saya akan pergi untuk mencari ilmu’’ jawaban imam syai’i memang masuk akal karena Nabi SAW bersabda: man khoroja Fii tholabil’ilmi fahua fii sabiilillahi hatta yarji’a (HR:Muslim ) yang artinya : barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali.

2. ……………………….(judulnya terserah anda)

Bila kita menyimak dari tulisan tidak ada kata tua untuk mencari ilmu, maka tidak salahlah bila saya selalu diliputi rasa penasaran tentang sesuatu yang ganjil (sesuatu hal yang sulit dicerna oleh akal).

Ada sedikit pengetahuan ,yakni sewaktu bertemu seseorang yang tidak diketahui asal usulnya. Dia menceritakan tentang Roh pada diri manusia. Cerita selengkapnya kurang lebih sebagai berikut:

Pada diri manusia, terdapat sembilan jenis ROH, dan masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Ke sembilan macam roh yang ada pada manusia itu adalah sebagai berikut :


Roh Idofi (Roh Ilofi) :
Roh idofi adalah roh yang sangat utama bagi manusia. Roh idofi juga disebut “johar Awal Suci”, karena roh ini maka manusia hidup. Bila Roh Idofi keluar dari raga, maka manusia yang bersangkutan akan mati, roh ini sering disebut nyawa. Roh idofi merupakan sumber dari roh-roh lainnya, bila keluar dari raga manusia pasti diikuti oleh roh-roh lainnya. Tetapi sebaliknya, kalau satu dari delapan roh lainnya keluar, maka roh idofi akan tetap tinggal dan manusia itu tetap hidup.
Bagi mereka yang sudap sampai tingkat Insan Kamil, tentu akan bisa menjumpai roh ini dengan penglihatannya. Dan ujudnya mirip diri sendiri, baik rupa, suara maupun segala sesuatunya bagai berdiri di depam cermin saja. Meskipun roh-roh yang lain juga demikian, tetapi kita dapat membedakannya dengan roh yang satu ini. Alam Roh Idofi berupa cahaya (nur) terang benderang dan rasanya sejuk tentram (bukan dingin).

Roh Robbani
Roh robbani adalah roh yang dikuasai dan diperintah oleh Roh Idofi, alamnya roh ini ada di dalam cahaya(nur) kuning diam tak bergerak. Bila kita berhasil menjumpainya maka kita tak mempunyai keinginan apa-apa, hati merasa tentram, tubuh tak merasakan apa-apa.

Roh Rohani
Roh Rohani inipun juga dikuasai dan diperintah oleh Roh Idofi. Roh Rohani ini yang mempengaruhi manusia sehingga memiliki kehendak dua rupa, kadang-kadang suka sesuatu tetapi di lain waktu tidak. Roh ini mempengaruhi perbuatan baik dan perbuatan buruk, karena roh ini menempati empat jenis nafsu yaitu, nafsu luwamah(aluamah), nafsu amarah, nafsu supiyah dan nafsu mulamah (mutmainah).
Kalau manusia ditinggalkan Roh ini, maka manusia tidak memiliki nafsu lagi, sebab semua nafsu manusia itu roh ini yang mengendalikannya. Maka kalau manusia sudah bisa mengendalikan Roh Rohani ini dengan baik, ia akan hidup dalam kemualian.
Roh Rohani ini sifatnya selalu mengikuti penglihatan, dimana pandangan kita tempatkan, disitu Roh Rohani berada. Sebelum kita dapat menjumpainya. Terlebih dahulu akan melihat bermacam-macam cahaya bagai kunang-kunang. Setelah cahaya-cahaya itu menghilang baru muncul Roh Rohani itu.

Roh Nurani
Roh Nurani ini ada dalam pengaruh Roh Idofi, dan memiliki pembawa sifat terang. Karena adanya roh ini, menjadikan manusia yang bersangkutan jadi terang hatinya. Kalau Roh Nurani meninggalkan tubuh, maka orang tersebut hati dan pikirannya menjadi gelap.
Roh Nurani ini hanya mnguasai nafsu mutmaimah saja, bila manusia ditunggui roh ini maka nafsu mutmainahnya akan menonjol mengalahkan nafsu-nafsu lainnya.
Roh Nurani ini menjadikan hati jadi tentram, prilakunya baik dan terpuji. Air mukanya bercahaya, tidak banyak bicara, tidak ragu-ragu dalam menghadapi segala sesuatu, tidak protes bila ditimpa kesusahan. Suka, sedih, bahagia dan menderita dipandang sama.

Roh Kudus (Roh Suci)
Roh Suci ini juga ada dala pengaruh Roh Idofi. Roh ini mempengaruhi orang yang bersangkutan mau memberi pertolongan kepada sesama manusia, mempengaruhi berbuat kebajikan dan berbuat ibadah sesuai dengan kepercayaan yang diyakininya.

Roh Rahmani
Roh ini juga ada dibawah pengaruh Roh Idofi dan roh ini disebut juga roh pemurah. Karena diambil dari kata “Rahman” yang artinya pemurah. Roh ini mempengaruhi manusia bersifat sosial, suka memberi.

Roh Jasmani
Roh yang juga dibawah kekuasaan Roh Idofi ini mengusai seluruh darah dan urat syaraf manusia. Karena adanya Roh Jasmani ini maka manusia dapat merasakan adanya rasa sakit, lesu, lelah, segar dan lain-lainnya. Bila roh ini keluar dari tubuh, maka ditusuk jarumpun tubuh tidak merasa sakit. Kalau kita berhasil menjumpainya, maka ujudnya akan sama dengan kita hanya berwarna merah.
Roh Jasmani ini mengusai nafsu amarah dan nafsu hewani. Nafsu hewani ini memiliki sifat dan kegemaran seperti binatang misalnya malas, suka setubuh, mau menang sendiri, serakah dan sebagainya.

Roh Nabati
Roh ini juga dibawah kekuasaan Roh Idifi, dan roh ini mengendalikan perkembangan dan pertumbuhan badan.

Roh Rewani
Roh Rewani ini juga dibawah kekuasaan Roh Idofi. Roh ini yang menjaga raga kita, bila roh ini keluar dari tubuh maka orang yang bersangkutan akan tidur. Bila orang tidur bermimpi dengan arwah seseorang,maka roh rewani dari orang bermimpi itulah yang menjumpainya. Jadi mimpi itu hasil kerja roh rewani yang mengendalikan otak manusia. Jadi kepergian roh rewani dan kehadirannya kembali diatur oleh Roh Idofi. Demikian juga roh-roh lainnya dalam tubuh, sangat dekat hubungannya dengan Roh Idofi.



Setelah kita ketahui tentang Roh Kita, kitapun mungkin telah maklum, apa yang dikatakan nenek moyang kita dulu atau orang tua kita mengenai “Meraga Sukma”. Yang disebut dengan “meraga sukma” ialah bila sukma meninggalkan jasad, sementara nyawa Roh Idofi tetap menghuni jasad tersebut. Jadi orang yang meraga sukma itu tidak mati, karena masih mempunyai “nyawa” yang bisa mengatur pernafasan dan peredaran darah di tubuh. Keluarnya si sukma dari raga itu sifatnya hanya sementara, kelak sukma itu akan memasuki jasad kembali dan menyatu dengan nyawa.

Kepergian sukma ini tergantung dari kehendak yang memiliki sukma. Ia bisa bepergian ke alam abstral (alam tempat makhluk halus), alam kubur dan alam lahir atau nyata.

Dalam meraga sukma, sebenarnya yangkeluar dari tubuh adalah Roh Nurani yang kadang-kadang disertai roh lainnya yang bukan Roh Idofi. Roh-roh yang keluar itu tergantung dari aliran atau tingkatan ilmu seseorang.

Sewaktu sukma keluar dari raga, Roh idofi atau nyawa tetap menunggu raga, agar raga tidak mati. Anggapan beberapa orang bahwa sewaktu meraga sukma itu Roh idofi yang keluar itu tidak benar. Sebab bila Roh Idofi yang keluar, seluruh roh akan menyertainya. Berarti orang yang bersangkutan akan mati.

Orang dapat melakukan meraga sukma ini dengan berbagai cara, sesuai dengan aliran ilmu masing-masing. Di antaranya yang tidak memakai sarana apa-apa, sikap dalam melakukan meraga sukma bisa dengan posisi tidur terlentang, posisi duduk dan posisi berdiri.


Februari 02, 2009

KATA PENGANTAR


Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, Penguasa yang sebenarnya di alam ghoib dan di alam nyata/materi, yang wajib ditaati segala hukum-Nya di seluruh alam semesta.

Berkah dan rakhmat semoga dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, dan keluarganya, sahabar-sahabatnya dan seluruh pengikut Al-Qur”an, yang setia dan utuh tauhidnya, yang gemar bertaqwa dan berbuat bakti. Serta semoga keselamatan di dunia dan di akhirat senantiasa dilimpahkan Allah kepada kita semua.

Tulisan ini saya sajikan untuk anda semua, semoga tulisan yang hanya sebuah ungkapan dan khayalan ini, bisa bermanfaat bagi kita semua.


Wassalam,

Ureh Sinting








1………………………………………(Judulnya terserah Anda)

Sebagaimana kita ketahui, baik lewat pelajaran formar maupun informal sejak jaman dahulu nenek moyang kita khususnya yang ada di jawa, sangat gemar mempelajari ilmu “ghoib”, baik yang bersifat rahasia ataupun secara terang-terangan. Mereka belajar ilmu ghoib dengan tujuan yang berbeda satu sama lain. Di antaranya ada yang bertujuan agar sakti, kebal senjata, kebal api, kebal racun dan ada pula yang bertujuan bisa mengobati orang sakit dan lain sebagainya, itu semua termasuk ilmu ghoib. Disebut ghoib karena tidak bisa ditangkap dengan panca indera kita, se akan-akan tidak masuk akal.

Menurut ajaran agama Islam seperti yang tertulis dalam Al Qur”an surat Al-Isra 17 ayat 85 yang artinya kurang lebih sebagai berikut : Dan mereka bertanya kepadamu tentang Roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.

Jadi dalam hal tersebut, manusia tidak diberi pengetahuan tentang Roh secara luas, kecuali hanya sedikit. Pengetahuan yang sedikitnya ini membuat saya penasaran dan selalu bertanya semoga pembaca mau berbagi pengalaman ilmu di bidang ini.

Ada sedikit yang diketahui tentang makhluk ghoib, yakni makhluk yang tidak dapat diketahui dengan panca indera dan tak berbadan materi. Lain halnya unsur suatu atom. Kalau unsur atom atau bahkan bagian-bagian atom itu sendiri yang sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata biasa (tanpa menggunakan suatu alat super canggih) tetap tidak bisa disebut ghoib. Karena atom adalah materi, maka tidak disebut benda ghoib.

Makhluk ghoib ini juga mempunyai sifat “hidup” seperti halnya manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan. Halnya saja makhluk ghoib tidak berbadan materi melainkan berbadan “astral”, badan astral ini kita sebut saja badan halus karena tidak bisa disentuh dengan panca indera.

Menurut ajaran Islam seperti yang tertulis di dalam Al Qur”an, makhluk ghoib secara garis besar dibaga atas 4(empat) golongan, yaitu :
-Malaikat
-Jin
-Setan/Iblis
-Manusia yang sudah meninggal dunia.

Antara ke empat makhluk tersebut ada perbedaanya satu dengan yang lainnya, yaitu di bidang budi dan fungsi.

Malaikat seluruhnya berbudi luhur, kecuali golongan “Iblis/Setan” berbudi rendah atau sangat jahat. Karena kesombongannya maka iblis dimurkai Allah SWT.

Kalau jin terbagi menjadi dua, yaitu jin berbudi luhur (termasuk jin Islam) dan jin berbudi rendah (jin jahat), Iblis merupakan dedengkot kaum setan dan jin jahat.

Sedang manusia yang telah meninggal juga tinggal di alam ghoib. Manusia di alam ghoib juga berbadan, yaitu berbadan astral atau berbadan halus (badan rohani). Derajat yang tinggi dicapai oleh mereka yang ketika hidupnya bertaqwa dan beramal sholeh. Sedang derajat yang rendah dihuni oleh mereka yang kafir, musyrik, munafik dan fasiq.

Roh manusia yang berderajat luhur berada di alam yang pergaulannya dengan makhluk-makhluk luhur. Bila sewaktu hidupnya di dunia mempunyai niat ingin berhimpun dengan golongan jin luhur, kalau Allah SWT menghendaki tentu tercapai cita-citanya.

Sementara roh manusia yang selama hidup di dunia bersikap menyerahkan diri mereka kepada jin jahat, setan dan iblis, mereka hidup di dalam perbudakan dan siksaan di lingkungan jin jahat, setan atau iblis.